Senin, 05 Maret 2012

Kodha Vagga

XVII. KEMARAHAN

1.
(221)
Hendaklah orang menghentikan kemarahan dan kesombongan,
hendaklah ia mengatasi semua belenggu.
Orang yang tidak lagi terikat pada batin dan jasmani,
yang telah bebas dari nafsu-nafsu,
tak akan menderita lagi.
Atthakattha
2.
(222)
Barangsiapa yang dapat menahan kemarahannya yang telah memuncak
seperti menahan kereta yang sedang melaju,
ia patut disebut sais sejati.
Sedangkan sais lainnya
hanya sebagai pemegang kendali belaka.
Atthakattha
3.
(223)
Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih
dan kalahkan kejahatan dengan kebajikan.
Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati,
dan kalahkan kebohongan dengan kejujuran.
Atthakattha
4.
(224)
Hendaknya orang berbicara benar,
hendaknya orang tidak marah,
hendaknya orang memberi walaupun sedikit
kepada mereka yang membutuhkan.
Dengan tiga cara ini,
orang dapat pergi ke hadapan para dewa.
Atthakattha
5.
(225)
Orang-orang suci yang tidak menganiaya mahluk lain
dan selalu terkendali jasmaninya,
akan sampai pada ‘Keadaan Tanpa Kematian’ (nibbana);
dan setelah sampai pada keadaan itu,
kesedihan tak akan ada lagi dalam dirinya.
Atthakattha
6.
(226)
Mereka yang senantiasa sadar,
tekun melatih diri siang dan malam,
selalu mengarahkan batin ke nibbana,
maka semua kekotoran batin dalam dirinya akan musnah.
Atthakattha
7.
(227)
O Atula, hal ini telah ada sejak dahulu
dan bukan saja ada sekarang,
di mana mereka mencela orang yang duduk diam,
mereka mencela orang yang banyak bicara,
mereka juga mencela orang yang sedikit bicara.
Tak ada seorangpun di dunia ini
yang tak dicela.
Atthakattha
8.
(228)
Tidak pada zaman dahulu,
waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang,
dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela
maupun yang selalu dipuji.
Atthakattha
9.
(229)
Setelah memperhatikan secara seksama,
orang bijaksana memuji ia yang menempuh kehidupan tanpa cela,
pandai serta memiliki kebijaksanaan dan sila.
Atthakattha
10.
(230)
Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela
seperti sepotong emas murni?
Para dewa akan selalu memujinya,
begitu pula para brahmana.
Atthakattha
11.
(231)
Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan jasmani,
hendaklah ia selalu mengendalikan jasmaninya.
Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui jasmani,
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui jasmani.
Atthakattha
12.
(232)
Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan ucapan,
hendaklah ia mengendalikan ucapannya.
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui ucapan.
Atthakattha
13.
(233)
Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan pikiran,
hendaklah ia mengendalikan pikirannya.
Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui pikiran,
hendaklah ia giat melakukan
perbuatan-perbuatan baik melalui pikiran.
Atthakattha
14.
(234)
Para bijaksana terkendali perbuatan, ucapan, dan pikirannya.
Sesungguhnya mereka itu benar-benar telah dapat menguasai diri.
Atthakattha