Senin, 05 Maret 2012

Sukha Vagga

XV. KEBAHAGIAAN

1.
(197)
Sungguh bahagia jika kita hidup tanpa membenci
di antara orang-orang yang membenci;
di antara orang-orang yang membenci,
kita hidup tanpa benci.
Atthakattha
2.
(198)
Sungguh bahagia jika kita hidup tanpa penyakit
di antara orang-orang yang berpenyakit;
di antara orang-orang yang berpenyakit,
kita hidup tanpa penyakit.
Atthakattha
3.
(199)
Sungguh bahagia jika kita hidup tanpa keserakahan
di antara orang-orang yang serakah;
di antara orang-orang yang serakah,
kita hidup tanpa keserakahan.
Atthakattha
4.
(200)
Sungguh bahagia hidup kita ini
apabila sudah tidak terikat lagi oleh rasa ingin memiliki.
Kita akan hidup dengan bahagia
bagaikan dewa-dewa di alam yang cemerlang.
Atthakattha
5.
(201)
Kemenangan menimbulkan kebencian,
dan yang kalah hidup dalam penderitaan.
Setelah dapat melepaskan diri dari kemenangan dan kekalahan,
orang yang penuh damai akan hidup bahagia.
Atthakattha
6.
(202)
Tiada api yang menyamai nafsu;
tiada kejahatan yang menyamai kebencian;
tiada penderitaan yang menyamai kelompok kehidupan (khandha);
dan tiada kebahagiaan yang lebih tinggi
daripada ‘Kedamaian Abadi’ (nibbana).
Atthakattha
7.
(203)
Kelaparan merupakan penyakit yang paling berat.
Segala sesuatu yang berkondisi
merupakan penderitaan yang paling besar.
Setelah mengetahui hal ini sebagaimana adanya,
orang bijaksana memahami bahwa
nibbana merupakan kebahagiaan tertinggi.
Atthakattha
8.
(204)
Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar.
Kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga.
Kepercayaan adalah saudara yang paling baik.
Nibbana adalah kebahagiaan yang tertinggi.
Atthakattha
9.
(205)
Setelah mencicipi rasa penyepian dan ketentraman,
maka ia akan bebas dari duka-cita dan tidak ternoda,
serta mereguk kebahagiaan dalam Dhamma.
Atthakattha
10.
(206)
Bertemu dengan para ariya adalah baik,
tinggal bersama mereka merupakan suatu kebahagiaan,
orang akan selalu berbahagia
bila tak menjumpai orang bodoh.
Atthakattha
11.
(207)
Seseorang yang sering bergaul dengan orang bodoh
pasti akan meratap lama sekali.
Karena bergaul dengan orang bodoh
adalah penderitaan seperti tinggal bersama musuh.
Tetapi, siapa yang tinggal bersama orang bijaksana
akan berbahagia,
sama seperti sanak keluarga yang kumpul bersama.
Atthakattha
12.
(208)
Karena itu, ikutilah orang yang pandai, bijaksana,
terpelajar, tekun, patuh dan mulia;
hendaklah engkau selalu dekat dengan
orang yang bajik dan pandai seperti itu,
bagaikan bulan mengikuti peredaran bintang.
Atthakattha