Kamis, 01 Maret 2012

V. TERBAKAR

41 (1) Terbakar
Demikianlah yang saya dengar. Pada suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi di Hutan Jeta, Taman Anathapindika. Kemudian, ketika malam telah larut, satu devata dengan keelokan yang memukau, yang menerangi seluruh Hutan Jeta, mendatangi Yang Terberkahi. <65> Setelah mendekat, dia memberi hormat kepada Yang Terberkahi, berdiri di satu sisi,dan berkata Beliau:
136 “Ketika rumah seseorang terbakar
Bejana yang dikeluarkan
Adalah bejana yang berguna,
Bukanlah bejana yang dibirkan terbakar di dalam.”
137 “Jadi ketika dunia ini terbakar
Dengan [api-api] usia tua dan kematian,
Orang seharusnya mengeluarkan [kekayaannya] dengan cara memberi:
Apa yang diberikan akan terselamatkan dengan baik [32] <66>
13996“Apa yang diberikan menghasilkan buah yang menyenangkan,
Tetapi tidak demikian halnya dengan apa yang tidak diberikan.
Pencuri mengambilnya, atau raja,
Harta itu terbakar oleh api atau hilang.”
140 “Dan akhirnya ketika orang meninggalkan tubuhnya
Bersama dengan harta miliknya.
Setelah memahami hal ini, manusia bijak
Seharusnya menimkatinya tetapi juga memberi.
Setelah memberi dan menikmatinya sesuai sarananya,
Tanpa cela dia menuju alam surgawi.”
42 (2) Memberi Apa ?
[Satu devata:]
141 “Memberikan apa sehingga orang memberikan kekuatan ?
Memberikan apa sehingga orang memberikan keelokan ?
Memberikan apa sehingga orang memberikan kemudahan?
Memberikan apa sehingga orang memberikan penglihatan?
Siapakah pemberi dari semuanya itu?
Karena ditanya, mohon Bhante menjelaskan kepadaku.” <67>
[Yang Terberkahi:]
142 “Memberikan makanan, orang memberikan kekuatan;
Memberikan pakaian, orang memberikan keelokan;
Memberikan kendaraan, orang memberikan kemudahan;
Memberikan lampu, orang memberikan penglihatan.
143 “Orang yang memberikan tempat tinggal
Adalah pemberi semuanya itu.
Tetapi orang yang mengajarkan Dhamma
Adalah pemberi Tanpa-kematian.”
43 (3) Makanan
144 “Mereka selalu bergembira dalam makanan,
Baik para dewa maupun manusia.
Jadi makhluk jenis apakah
Yang tidak bergembira dalam makanan ?”97
145 “Ketika mereka memberi karena keyakinan
Dengan hati penuh keyakinan,
Makanan menumpuk kepada [pemberi] itu sendiri
Baik di dunia ini maupun di dunia berikutnya. <68>
146 “Oleh karenanya, setelah menghilangkan kekikiran,
Penakluk noda seharusnya memberikan dana.
Jasa-jasa kebajikan itu merupakan penopang bagi makhluk hidup
[Ketika mereka muncul] di dunia lain.”
44 (4) Satu akar
[Satu devata:]
147 “Sang penglihat telah menyeberangi jurang dalam
Dengan akar tunggalnya, dua pusaran airnya,
Tiga noda, lima perluasannya,
Samudra dengan dua belas pusaran-arus.”98 [33]
45 (5) Sempurna
[Satu devata:]
148 “Lihatlah dia yang memiliki nama sempurna,
ang penglihat tujuan yang halus,
Sang pemberi kebijaksanaan, yang tidak melekat
Pada sarang kesenangan-kesenangan indera.<69>
Lihatlah orang bijaksana, yang tahu – segala,
Sang penglihat agung yang menapak pada jalan mulia.”99
46 (6) Peri
149 “Menggema dengan kelompok peri,
Dihantui oleh kelompok jin!
Hutan ini disebut ‘Memperdaya”;
Bagaimanakah orang bisa lolos darinya?”100
150 “’Jalan yang lurus’ demikian jalan itu disebut,
Dan ‘tanpa takut’ adalah tujuannya.
Keretanya disebut ‘tidak berderak,’
Dipasangi roda keadaan-keadaan bajik.
151 “Rasa malu adalah papan penopangnya,
Kewaspadaan adalah kain pelapisnya;
Aku menyebut Dhamma kusir kereta,
Dengan pandangan benar yang berlari di depan.101<70>
152“Dia yang memiliki kendaraan semacam itu-
Tak perduli perempuan atau laki-laki-
Melalui sarana kendaraan ini, telah
Tertarik mendekat ke Nibbana.”102
47 (7) Penanam Hutan
153 “Bagi siapa jasa kebajikan selalu bertambah,
baik siang maupun malam?
Siapa orang-orang yang pergi ke surga,
Yang mantap di dalam Dhamma, yang memiliki moralitas?”
154 “Mereka yang membangun taman atau hutan kecil,
Orang-orang yang membangun jembatan,
Tempat untuk minum dan sumur,
Mereka yang memberikan tempat tinggal :103
155 “Bagi merekalah jasa kebajikan selalu bertambah,
Baik siang maupun malam;
Mereka adalah orang-orang yang pergi surga,
Yang mantap di dalam Dhamma, yang memiliki moralitas.”<71>
48 (8) Hutan Jeta
[Devata Anathapindika:]
156 “Ini sungguh merupakan Hutan Jeta itu,
Tempat peristirahatan bagi Sangha para penglihat,
Yang didiami oleh Raja Dhamma,
Tempat yang memberiku kegembiraan.104 [34]
157 “Tindakan, pengetahuan, keluhuran,
Moralitas, kehidupan yang elok:
Melalui inilah para makhluk dunia dimurnikan,
Bukan melalui keturunan atau kekayaan.”
158 “Karena itu, orang yang bijaksana,
Demi untuk kebajikannya sendiri,
Dengan cermat harus memeriksa Dhamma:
Dengan demikian dia dimurnikan di dalamnya.
159 “Sariputta benar-benar memiliki kebijaksanaan,
Dengan moralitas dan dengan kedamaian di dalam.
Bahkan seorang bhikkhu yang telah pergi ke seberang
Paling-paling hanya dapat menyemainya.”105<72>
49 (9) kikir
[Devata:]
160 “Mereka yang kikir di sini di dunia ini,
Orang-orang yang pelit, para pencerca,
Orang-orang yang menciptakan penghalang
Bagi orang lain yang melakukan pemberian dana:
161 Akibat macam apa yang akan mereka tuai?
Tempat tujuan macam apa di masa depan?
Kami datang untuk menanyakan hal ini pada Yang terberkahi:
Bagaimana kami harus memahaminya ?”
[Yang Terberkahi:]
162 “Mereka yang kikir di sini di dunia ini,
Orang-orang yang pelit, para pencerca,
Orang-orang yang menciptakan penghalang
Bagi orang lain yang melakukan pemberian dana:
Mereka bisa terlahir kembali di neraka,
Di alam binatang atau Yama.106
163 :Jika mereka kembali ke alam manusia
Mereka terlahir kembali di keluarga miskin <73>
Di situ pakaian, makanan, kesenangan, dan olahraga
Diperoleh hanya dengan susah payah.
164 “apa pun yang mungkin diharapkan oleh orang tolol ini dari orang lain,
Bahkan itu pun tidak mereka peroleh.
Inilah hasilnya di dalam kehidupan ini juga;
Dan di masa depan tempat tujuan yang buruk.”
[Devata:]
165 “Kami memahami apa yang engkau katakana;
Kami tanyakan, O Gotama, pertanyaan lain:
Mereka di sini, yang ketika memperoleh alam manusia,
Bersifat ramah dan dermawan,
Yakin pada Buddha dan Dhamma
Dan sangat hormat terhadap Sangha:
166 Akibat macam apa yang akan mereka tuai?
Tempat tujuan macam apa di masa depan?
Kami datang untuk menanyakan hal ini pada Yang Terberkahi:
Bagaimana kami harus memahaminya ?”<74>
[Yang Terberkahi:]
167 “Mereka disini, yang ketika memperoleh alam manusia,
Bersifat ramah dan dermawan,
Yakin pada Buddha dan Dhamma
Dan sangat hormat terhadap Sangha,
Para makhluk ini menerangi surga-surga
Dimana mereka telah terlahir kembali.107 [35]
168 “Jika mereka kembali ke alam manusia
Mereka terlahir kembali di keluarga kaya.
Di situ pakaian, makanan, kesenangan, dan olahraga
Diperoleh tanpa kesulitan.
169 “Mereka bergembira bagaikan dewa yang mengendalikan
Harta-harta yang dikumpulkan oleh orang lain.108
Inilah hasilnya di dalam kehidupan ini juga;
Dan di masa depan tempat tujuan yang baik.” <75>
50 (10) Ghatikara
[Devata Ghatikara:]
170 “Tujuh bhikkhu yang terlahir kembali di Aviha
Telah sepenuhnya terbebas.
Dengan nafsu dan kebencian yang sepenuhnya hancur,
Meraka telah menyeberangi kemelekatan terhadap dunia.”109
[Yang Terberkahi}
171 “Dan siapakah mereka yang telah menyeberangi rawa itu,
Alam Kematian yang begitu sulit diseberangi?
Yang, setelah meninggalkan tubuh manusia ini,
Telah menanggulangi ikatan surgawi?”110
[Ghatikara:]
172 “Upaka dan Palaganda,
Dengan Pukkusati – ini adalah tiga.
Kemudian Bhaddiya dan Bhaddadeva
Dan Bahudanti dan Pingiya.
Mereka ini, setelah meninggalkan tubuh manusia,
Telah menanggulangi ikatan surgawi.”111
[Yang Terberkahi]
173 “Bagus kata yang kau ucapkan tentang mereka,
Dari antara mereka yang telah meninggalkan jeratan Mara.
Dhamma siapakan yang telah mereka pahami
Dan dengannya mereka memotong ikatan dumadi?”112
[Ghatikara:]
174 “Itu tidak terlepas dari Yang Terberkahi!
Itu tidak terlepas dari Ajaran-ajaran Bhante!
Dengan memahami Dhammamu
Mereka memotong ikatan dumadi.113
175 Di mana batin-dan bentuk lenyap,
Berhenti tanpa sisa:
Dengan memahami Dhamma itu di sini
Mereka memotong ikatan kehidupan
[Yang Terberkahi:]
176 “Sungguh dalam ucapak yang kau cetusan,
Sulit dipahami, sulit ditangkap.
Setelah memahami Dhamma siapa
Maka engkau mengeluarkan ucapan semacam itu?”<77>
[Ghatikara:):]
177 “Dimana lalu saya adalah pembuat tembikar,
Ghatikara di Vehalinga.
Saya menopang ibu dan ayahku saat itu
Sebagai pemgikut awam Buddha Kassapa.[36]
178 “Saya menjauhkan diri dari hubungan seksual,
Saya selibat, bebasa dari ikatan badaniah.
Saya adalah teman sedesamu,
Di masa lalu saya adalah sahabatmu.
179 “Saya adalah orang yang mengetahui
Tujuh bhikkhu yang terbebas ini,
Yang nafsu dan kebenciannya telah sepenuhnya hancur
Telah menyeberangi kemelekatan terhadap dunia.”
[Yang Terberkahi:]
180. “Memang Demikian halnya pada saat itu,
Seperti yang kau katakana, O Bhaggava:114
Di masa lalu engkau adalah pembuat tembikar, <78>
Ghatikaradi Vehalinga.
Engkah menopang ibu dan ayahmu saat itu
Sebagai pengikut awam Buddha Kassapa. [36]
181 “Engkau menjauhkan diri dari hubungan seksual,
Engkau selibat, bebas dari ikatan badaniah.
Engkau adalah teman sedesaku,
Di masa lalu engkau adalah sahabatku.”
182 Demikianlah pertemuan yang terjadi
Antara sahabat-sahabat di masa lalu itu,
Keduanya sekarang telah berkembang,
Pembawa tubuh akhir mereka.115