Kamis, 01 Maret 2012

VIII. SETELAH MEMBUNUH

71 (1) Setelah Membunuh
Di Savatthi. Sambil berdiri di satu sisi, devata tersebut berbicara kepada Yang Terberkahi dengan syair;
223 “Setelah membunuh apakah orang tidur dengan nyenyak?
Setelah membunuh apakah orang tidak bersedih hati?
Apakah satu hal, O Gotama,
Yang engkau setujui pembunuhnya?”127
[Yang Terberkahi:]
224 “Setelah membunuh kemarahan, orang tidur nyenyak;
Setelah membunuh kemarahan, orang tidak bersedih hati;
Pembunuhan kemarahan, O devata,
Dengan akarnya yang beracun serta ujungnya yang bermadu:
Inilah pembunuhan yang dipuji para mulia,
Karena setelah membunuhnya, orang tidak lagi bersedih hati.”128

72 (2) Kereta
225 “Apakah tanda kereta?
Apakah tanda api?
Apakah tanda negeri?
Apakah tanda perempuan?”129 [42] <94>
226 “Standar adalah tanda kereta;
Asap, tanda api;
Raja adalah tanda negeri;
Suami, tanda perempuan.”
73 (3) Harta
227 “Apakah di sini yang merupakan harta terbaik manusia?
Apakah yang bila dipraktekkan dengan baik membawa kebahagiaan?
Apakah yang benar-benar paling manis di antara citarasa?
Bagaimanakah hidup orang yang dikatakan hidup paling baik?”
228 ‘Keyakinan adalah harta terbaik manusia di sini;
Dhamma yang dipraktekkan dengan baik membawa kebahagaiaan;
Kebenaran adalah benar-benar paling manis di antara citarasa;<95>
Orang yang hidup dengan kebijaksanaanlah yang dikatakan hidup paling baik.”130
74 (4) Hujan
[Devata:]
229 “Apakah yang terbaik dari hal-hal yang muncul?
Apakah yang unggul dari hal-hal yang jatuh?
Apakah yang terbaik dari hal-hal yang pergi?
Siapakah yang terhebat dari para pembicara?”
[Devata lain:]
230 “Benih adalah yang terbaik dari hal-hal yang muncul;
Hujan adalah yang unggul dari hal-hal yang jatuh;
Ternak adalah yang terbaik dari hal-hal yang pergi;
Putra adalah yang terhebat dari para pembicara.”131
[Yang terberkahi;]
231 “Pengetahuan adalah yang terbaik dari hal-hal yang muncul;
Ketidak-tahuan adalah yang unggul dari hal-hal yang jatuh;
Sangha adalah yang terbaik dari hal-hal yang pergi;
Yang terhebat dari pembicara adalah Sang Buddha.”132
74 (5) Takut <96>
232 “Mengapakah begitu banyak orang di sini takut
Padahal sang jalan telah diajarkan dengan banyak landasan? 133
Saya bertanya kepadamu, O, Gotama, yang luas kebijaksanaannya:
Di atas apakah seseorang seharusnya menunjukkan
Tidak takut pada dunia lain?”
233 “Setelah mengarahkan ucapan dan pikiran dengan benar,
Tidak melakukan tindakan-tindakan jahat melalui tubuh,
Berdiam di rumah dengan cukup makanan dan minuman, [43]
Setia, lembut, dermawan, ramah:
Bila orang berdiri di atas empat hal ini,
Dengan berdiri kokoh pada Dhamma,
Seseorang tidak perlu takut pada dunia lain.134
74 (6) Tidak Melapuk
234 “Apa yang melapuk, apa yang tidak melapuk?
Apa yang dinyatakan sebagai jalan yang menyimpang? <97>
Apa penghalang bagi keadaan-keadaan [bajik]?
Apa yang mengalami kehancuran siang dan malam?
Apa yang merupakan noda kehidupan suci?
Apa yang merupakan mandi tanpa air?
235 “Berapa banyak celah yang ada di dunia ?
Yang didalamnya pikiran tidak berdiri kokoh?
Kami datang untuk menanyakan ini kepada Yang Terberkahi:
Bagaimana kita harus memahaminya?”
236 “Bentuk fisik dari makhluk hidup melapuk,
Nama dan klan mereka tidak melapuk,
Nafsu jasmani dinyatakan sebagai jalan yang menyimpang,
Keserakahan merupakan penghalang menuju keadaan-keadaan [bajik].
237 “Kehidupan mengalami kehancuran siang dan malam;
Perempuan adalah noda kehidupan suci:
Di sinilah para lelaki terjerat.
Latihan keras dan kehidupan suci – itulah mandi tanpa air.<98>
238 “Ada enam celah di dunia
Di mana pikiran tidak berdiri kokoh:
Kemalasan dan kelalaian,
Bermanja-manja, kurang pengadilan diri,
Kantuk dan kelambanan –
Hindarilah celah-celah ini sepenuhnya.”135
75 (7) Kedaulatan
239 “Apakah yang merupakah kedaulatan di dunia?
Tingakatan apakah yang dianggap terbaik di antara benda?
Apakah didunia yang merupakan pedang berkarat?
Apakah di dunia yang dianggap wabah?”
240 “Siapakah yang mereka tangkap ketika dia mengambil?
Dan siapa, ketika dia mengambil, merupakan yang disayangi?
Di dalam diri siapakah para bijaksana bersukacita
Ketika dia kembali lagi dan lagi?” <99>
241 “Penguasaan adalah kedaulatan di dunia;
Perempuan dianggap sebagai yang terbaik di antara benda; 136
Di dunia kemarahan merupakan pedang berkarat;
Pencuri di dunia dianggap wabah.137
242 “Mereka menangkap pencuri ketika dia mengambil,
Tetapi petapa yang mengambil disayangi.
Para bijak bersukacita di dalam seorang petapa
Ketika dia kembali lagi dan lagi.[44]
76 (8) Cinta Kasih
243 “apakah yang seharusnya tidak dia berikan kepada yang menyukai benda?
Apakah yang seharusnya tidak dilepas oleh makhluk hidup?
Apakah yang harus dilepas orang ketika baik,
Tetapi tidak dilepas ketika buruk?”
244 “Seorang seharusnya tidak memberikan dirinya; <100>
Dia seharusnya tidak melepaskan dirinya sendiri.138
Orang seharusnya melepaskan ucapan yang baik,
Tetapi bukan ucapan yang buruk.”
77 (9) Persediaan untuk Perjalanan
245 “Apakah yang menjamin persediaan unutk perjalanan?
Apakah yang merupakan tempat tinggal kekayaan?
Apa yang menyeret orang kian kemari?
Apakah di dunia ini yang sulit dibuang?
Oleh apakah banyak makhluk terikat
Bagaikan burung terperangkap di jerat?”
246 “Kekayaan menjamin persediaan untuk perjalanan;
Keberuntungan adalah tempat kekayaan;
Keingnan menyeret orang kian kemari;
Keinginan sulit dibuang di dunia ini.
Oleh keinginan banyak makhluk terikat <101>
Bagaikan brurung terperangkap di jerat.”
78 (10) Sumber Cahaya
247 “Apakah yang merupakan sumber cahaya di dunia?
Apakah didunia ini yang merupakan manusia terjaga?
Apakah [teman-teman sekerja] bagi mereka yang hidup melalui bekerja?
Apakah arah gerak seseorang?
248 “Apa yang mengasuh yang kendor maupun yang aktif
Sebagaimana ibu mengasuh anak?
Para makhluk yang berdiam di bumi-
Melalui apakah mereka mempertahankan hidup?”
249 “Kebijaksanaan adalah sumber cahaya di dunia;
Kewaspadaan, di dunia, merupakan yang terjaga;
Ternak adalah [teman-teman sekerja] manusia yang hidup melalui bekerja; <102>
Arah gerak seseorang adalah alurnya.139
250 “Hujan mengasuh baik yang kendor maupun yang aktif
Sebagaimana ibu mengasuh anaknya.
Para makhluk yang berdiam dibumi
Mempertahankan hidup melalui hujan.”
79 (11) Tanpa Konflik
251 “Siapa di sini di dunia ini yang tenang?
Jalan hidup siapakah yang tidak di sia-siakan?
Siapakah di sini yang sepenuhnya memahami keinginan?
Siapakah yang menikmati kebebasan abadi?[45]
252 “Siapa yang dipuja oleh para orangtua dan saudara
Bila dia mantap berdiri kokoh?
Siapa orang dari kelahiran rendah
Yang bahkan dihormati oleh para khattiya di sini?” <103>
253 “Para petapa tenang di dunia;
Kehidupan petapa tidak disia-siakan;
Para petapa sepenuhnya memahami keinginan;
Mereka menikmati kebebasan abadi.
254 “para orangtua dan saudara memuja petapa
Bila dia mantap berdiri kokoh.140
Walaupun petapa berasal dari kelahiran rendah
Bahkan para khattiya di sini menghormatinya.”