Selasa, 05 Juni 2012

PATICCASAMUPPADA (Hukum Sebab Musabab yang Bergantungan)

Prinsip umum :
1.    Dengan timbulnya ini maka timbulah itu
2.    Dengan adanya itu maka ada,lah itu
3.    Dengan padamnya ini maka padamlah itu
4.    Dengan tidak adanya ini maka tidak adalah itu

Cara pandang terhadap lingkaran kehidupan (Bhava cakka) dalam paticcasamuppada.
1.    12 Faktor (12 Nidana)
2.    3 Periode/masa (tayo addha 3)
3.    3 Lingkaran (Tini Vattani 3)
4.    4 bagian (Catu Shankepa 4)
5.    4 Vase 5 Sebab-akibat (Visatakara)
6.    2 Akar (Dve Mulani)

Kemunculan yang saling bergantungan (Anuloma)
1.    Avijja mengkondisikan Sankhara
2.    Shankara mengkondisikan Vinnana
3.    Vinnana mengkondisikan Nama dan Rupa
4.    Nama rupa mengkondisikan Salayatana
5.    Salayatana mengkondisikan Phasa
6.    Phasa mengkondisikan Vedana
7.    Vedana mengkondisikan Tanha
8.    Tanha mengkondisikan Upadana
9.    Upadana mengkondisikan Bhava
10.    Bhava mengkondisikan Jati
11.    Jati mengkondisikan Jara Marana

Kepadaman yang saling bergantungan (Patiloma)
1.    Dengan padamnya Avijja maka padamlah Sankhara
2.    Dengan padamnya Shankara maka padamlah Vinnana
3.    Dengan padamnya Vinnana  maka padamlah Nama dan Rupa
4.    Dengan padamnya Nama rupa maka padamlah Salayatana
5.    Dengan padamnya Salayatana maka padamlah Phasa
6.    Dengan padamnya Phasa maka padamlah Vedana
7.    Dengan padamnya Vedana maka padamlah Tanha
8.    Dengan padamnya Tanha maka padamlah Upadana
9.    Dengan padamnya Upadana maka padamlah Bhava
10.    Dengan padamnya Bhava maka padamlah Jati
11.    Dengan padamnya Jati maka padamlah Jara Marana


Pembahasan
1.    Avijja
Avijja yg menjadi sebab Sankhara mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) yaitu :

a.    Anana lakkhana : tidak berpengetahuan atau yg bertentangan dengan panna.
b.    Sammohana rasa : mempunyai keadaan bersekutu dan org yg sedang timbul Moha berhubungan dengan kebingungan, kebodohan dan kegelapan.
c.    Chadana paccupatthana : mempunyai keadaan tersembunyi dalam obyek sebagai hasilnya (tidak bisa melihat hakekat yg sesungguhnya dari obyek itu).
Asava padathhana : ada asava sebagai sebab yg terdekat.

Wujud asli avijja ini adalah moha cetasika

Avijja yg disebut disini mempunyai 8 macam yaitu :
•    1-4. Tidak tahu Ariya sacca 4
•    5. Tidak tahu atita (yg lalu)
•    6. tidak tahu Anagata (yg akan datang)
•    7. Tidak tahu Atita dan Anagata
•    8. Tidak tahu paticca samuppada

Avijja ini yg merupakan faktor yg menimbulkan Sankhara

2.    Shankara
Sankhara yg menjadi dari Vinnana mempunyai Lakkhanadicatuka (4 macam pembawaan) yaitu :
a.    Abhisamkhara lakkhana : mempunyai kehendak sebagai sifatnya.
b.    Ayuhana rasa : berusaha menimbulkan Patisandhi Vinnana atau berusaha menimbulkan hasil yaitu Rupakhanda dan NAmakhanda sebagai fungsinya.
c.    Cetana paccupatthana : berniat menimbulkan hingga selesai sebagai hasilnya.
d.    Avijja Padatthana : mempunyai Avijja sebagai sebab terdekat.


Sankhara yg timbul sebagai akibat dari Avijja terdiri dari 3 yaitu :
a.    Apunnabhisankhara yaitu kehendak jahat yg membawa celaka.
Wujud aslinya adalah cetana dalam Akusala Citta 12.
Jika cetana ini melakukan sesuatu yg menimbulkan kejahatan, akan menjadi jalan yg membawa tumimbal lahir ke Apaya bhumi.
Cetana ini timbul karena kekuatan Avijja (Moha).
b.    Punnabhisankhara yaitu kehendak baik yg membawa pahala/akibat baik.
Wujud aslinya adalah cetana dalam mahakusala citta 8 dan dalam Rupavacarakusala citta 5, total ada 13.
Cetana melakukan sesuatu yg akan menimbulkan kebaikan, yg akan membuat tumimbal lahir di kamasugati bhumi dan rupa bhumi sesuai dengan kamma yg dilakukannya.
Cetana ini termasuk cukup baik namun belum yg paling baik karena belum terbebas dari dukkha dan setelahnya akan kembali pada lingkaran tumimbal lahir.
Kusala yg paling tinggi adalah Lokuttara kusala yg akan membuat terbebas dari dukkha dan tidak akan kembali pada lingkaran tumimbal lahir lagi.
Sebab yg membuat cetana tidak dapat menimbulkan kusala yg paling tinggi adalah karena adanya Avijja.

c.    Anenjabhisankhara yaitu kehendak yg tenang/tidak tergoyang, yang merupakan kehendak/cetana dari hasil pikiran Samadhi, yg tenang yg telah mencapai Arupa Jhana.
Wujud aslinya adalah cetana dalam Arupajhanakusala citta 4. Cetana melakukan sesuatu yg menimbulkan kebaikan, akan menjadi jalan tumimbal lahir di alam Arupa Bhumi, menikmati kebahagiaan utk waktu yg sangat lama.
Tapi masih belum terbebas dari dukkha karena masih ada Avijja.


Sankhara yg menjadi akibat dari Avijja bias juga dibagi menjadi 3 yaitu :

a.    Kaya sankhara yaitu kehendak yg membentuk Kayaduccarita (kejahatan dari jasmani) dan Kayasuccarita (kebaikan dari jasmani) yg memberikan akibat/hasil yg penuh.
Wujud aslinya adalah Akusala cetana 12 dan mahakusala cetana 8 yg berhubungan dengan jasmani.
b.    Vaci sankhara yaitu kehendak yg membentuk Vaciduccarita dan Vacisuccarita yg memberikan akibat penuh.
Wujud aslinya adalah akusala cetana 12 dan mahakusala cetana 8 yg berhubungan dengan perkataan.
c.    Citta sankhara yaitu kehendak yg membentuk Manoduccarita dan Manosuccarita yg memberikan akibat penuh.
Wujud aslinya adalah Akusala cetana 12 dan Mahakusala cetana 8 yg berhubungan dengan pikiran/batin.
Sankhara 6 diatas, merupakan cetana 29 atau Kamma 29.
Lokuttarakusala cetana tidak termasuk menjadi punnabhisankhanra atau anenjabhisankhara karena sudah tidak menimbulkan Bhava dan Jati sebagai Vatta(lingkaran), dan sebaliknya membasmi JAti dan memotong Vatta.

Karena itu lokuttarakusala tidak berhubungan dengan paticca samuppada.

Jika dihubungkan dengan Sutta, Sankhara 3 adalah :
a.    Kaya-sankhara yaitu pembentukan badan jasmani (Assasa dan Passasa, keluar masuknya nafas)
b.    Vaci-Sankhara yaitu pembentukan kata2 (Vitaka dan Vicara, perenungan/penopang).
c.    Citta sankhara yaitu pembentukan pikiran, Sanna dan vedana (cetasika 50, tidak termasuk vitaka dan Vicara).
3.    Vinnana
Vinnana yg menjadi sebab menimbulkan Nama-Rupa itu mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) sebagai berikut :
a.    Vijanana Lakkhana : mengetahui obyek sebagai sifatnya.
b.    Pubbangama rasa : menjadi pemimpin dari cetasika dan kammajarupa sebagai pekerjaan/fungsi.
c.    Patisandhi paccupatthana : mempunyai hubungan antara kehidupan yg lalu dengan kehidupan yg sekarang sebagai hasilnya.
d.    Sankhara padatthana : ada sankhara 3 sebagai sebab terdekat.

Vinnana yg menjadi paccayupanna dhamma dari sankhara itu dibadi menjadi 2 yaitu :
a.    Patisandhi Vinnana yaitu Patisandhi citta 19
b.    Pavatti Vinnana yaitu Lokiyavipaka Vinnana 32
Secara Vinnana yg menjadi paccaya dhamma atausesuatu yg menimbulkan nama-rupa dibagi menjadi 2 juga yaitu :
a.    Vipaka vinnana yaitu lokiyavipaka vinnana 32 bulatan dimana vipaka vinnana ini menjadi sebab terdekat.
b.    Kamma vinnana yaitu akusala citta 12 dan Lokiyakusala citta 17 yg tergabung dengan akusala cetana kamma dan lokiyakusala cetana kamma dalam kehidupan lampau.
Kamma vinnana menjadi sebab yg terdekat.

Nama/batin yg disebut disini adalah cetasika yg bersekutu dengan Patisandhi vinnana 19 dan disebut dengan PAtisandhi-Nama (Patisandhi-Cetasika).
Cetasika yg timbul dalam Patisandhi-KAla ini merupakan hasil dari Kamma-Vinnana dalam kehidupan lampau dan Patisandhi vinnana dalam kehidupan sekarang sebagai paccaya.

Nama/batin yg merupakan cetasika yg bersekutu dengan Pavatti-vinnana 32 disebut Pavatti-Nama (Pavatti-cetasika).
Cetasika yg timbul dalam Pavattikala adalah hasil dari Pavattivipaka-vinnana saja sebagai paccaya.

RUPA yg disebut disini adalah Rupa 28, atau Kammajarupa secara langsung dan Cittajarupa secara tidak langsung.

Kammajarupa yg timbul bersama PAtisandhi vinnana 15 (tidak termasuk arupa-patisandhi vinnana 4) disebut dengan patisandhi rupa.
Kammajarupa yg timbul dalam PAtisandhi KAla ini adalah hasil dari Kamma-vinnana dalam kehidupan lampau dan patisandhi vinnana dalam kehidupan sekarang sebagai paccaya.

Pavatti-kammajarupa yg timbul dari kamma vinnana 25 (tidak termasuk arupa kamma vinnana 4) dan cittajarupa yg timbul dari pavatti vinnana 18 (tidak termasuk dvipancavinnana 10 dan arupavipaka vinnana 4), kedua macam ini disebut Pavatti-Rupa.
Kammajarupa yg timbul dalam Pavatti-Kala ini adl hasil dari Kamma-vinnana dalam kehidupan yg lampau saja sebagai paccaya, sedangkan cittajarupa yg timbul dalam patisandhi kala oti toda ada, yg ada hanya timbul dalam Pavatti-Kala dengan hasil Pavattivipaka-vinnana sebagai paccaya.

Kesimpulan : Rupa dalam Patisandhi kala hanya Kammajarupa saja sedangkan Rupa dalam Pavatti Kala adalah Kammajarupa dan Cittajarupa

Vinnana paccaya Nama-Rupa ini dibagi menjadi 3 yaitu :
a.    Vinanna paccaya Nama
b.    Vinanna paccaya Rupa
c.    Vinanna paccaya Nama-Rupa
Vinanna paccaya Nama
Dengan adanya vinnana maka muncullah Nama atau dengan adanya Vinnana maka muncullah cetasika.
Tidak ada berkenaan dengan Rupa
a)    Kamma-vinnana yaitu Arupavacarakusala-citta 4 bulatan yg tergabung dengan Rupa-viraga-citta dalam kehidupan lampau, menjadi paccaya menimbulkan patisandhi nama yaitu cetasika 30 bulatan yg bersekutu dengan patisandhi-vinnana dalam Catuvokara-Bhumi 4 dalam Patisandhi-Kala.
b)    Vipaka-vinnana yaitu Arupavacara-patisandhi-vinnana 4 bulatan yg dalam kehidupan sekarang menjadi paccaya menimbulkan patisandhi-nama yaitu cetasika 30 bulatan yg bersekutu dengan patisandhi-citta dalam Catuvokara-bhumi 4 dalam patisandhi kala.
c)    Vipaka-vinnana yaitu Arupavacaravipaka-vinnana 4 bulatan yait Bhavanga citta menjadi paccaya yg menimbulkan Pavatti-nama yaitu cetasika 30 bulatan yg bersekutu dengan bhavanga-citta dalam Catuvokara-bhumi 4 dalam pavatti kala.
Vinnana paccaya Rupa

Dengan adanya vinanna maka muncullah Rupa/jasmani/materi. Tidak berkenaan dengan Nama.

Vinnana yg dimaksud disini adl Kamma-vinnana yaitu Rupavacara-pancamajjahana-kusala-citta yg bergabung dengan cetana dalam Sannaviraga-Bhavana dalam kehidupan yg lalu, menjadi paccaya menimbulkan Kammajarupa dalam Ekavokara Bhumi yaitu Asannasatta Bhumi dalam patisandhi kala dan pavatti kala.

Vinnana paccaya Nama-Rupa
dengan adanya vinnana akan muncul nama-rupa. Vinnana disini adalah membantu menimbulkan Nama yaitu Cetasika dan menimbulkan rupa yait Kammajarupa dan Cittajarupa.

4.    Nama rupa
Nama-rupa paccaya Salayatana atau dengan adanya Nama-Rupa (Batin-Jasmani), maka muncullah 6 indera bagian dalam

Nama disini adalah Cetasika, mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) yaitu :
a.    Namana Lakkhana : mempunyai sifat kepatuhan kepada obyek
b.    Sampayoga rasa : Bersekutu dan timbul bersamaan dengan Vinnana
c.    Avinibhoga paccupatthana : tidak dapat berpisah dengan citta sebagai hasil
d.    Vinnana padatthana : ada vinnana sebagai sebab terdekat
Rupa disini adalah Kammajarupa secara langsung dan Cittajarupa secara tidak langsung, mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) yaitu :
a.    Ruppana Lakkhana : ada perceraian dan kepadaman sebagai sifatnya
b.    Vikirina rasa : ada fungsi pemisahan keluar dari citta
c.    Abhyakata paccupatthana : ada keadaan netral yaitu tidak tahu obyek sebagai hasil
d.    Vinnana padatthana : ada vinnana sebagai sebab terdekat

Nama adalah cetasika yg menjadi paccaya menimbulkan Ayatana yaitu Cetasika 35 yg bersekutu dengan Lokiyavipakacitta 32

Rupa yg menjadi paccaya menimbulkan Ayatana yaitu Kammajarupa saja

Ayatana yg menjadi paccayupanna dhamma dari Nama-Rupa yaitu Salayatana adalah Ayatana bagian dalam 6 yang disebut Ajjhattikayatana, yg terdiri dari :
a.    Cakkhayatana
b.    Sotayatana
c.    Ghanayatana
d.    Jivhayatana
e.    Kayayatana
f.    Manayatana

Ayatana berarti alat penyambung untuk menimbulkan citta dan cetasika, serta untuk menimbulkan citta vitthi (proses citta/kesadaran)

Nama-rupa yg menimbulkan salayatana adalah :
a.    Sebab adanya Kammajarupa yaitu Cakkhu-pasada maka muncullah Cakkhayatana
b.    Sebab adanya Kammajarupa yaitu Sota-pasada maka muncullah Sotayatana
c.    Sebab adanya Kammajarupa yaitu Ghana-pasada maka muncullah Ghanayatana
d.    Sebab adanya Kammajarupa yaitu Jivha-pasada maka muncullah Jivhayatana
e.    Sebab adanya Kammajarupa yaitu Kaya-pasada maka muncullah Kayayatana
f.    Sebab adanya Cetasika 35 yg bersekutu dengan Lokiyavipaka citta 32 maka muncullah Manayatana

5.    Salayatana
Dengan adanya Salayatana maka muncullah Phassa/kesan-kesan

Salayatana yg menjadi sebab menimbulkan Phassa itu, mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) sebagai berikut :
a.    Ayatana lakkhana : ada persentuhan yg menimbulkan lingkaran tumimbal lahir yg tidak berakhir sebagai sifatnya
b.    Dassana rasa : berfungsi memegang obyek dengan erat
c.    Vatthuttarabhava paccupatthana : hasilnya mempunyai vatthu sebagai Dvara dari vinnana-dhatu sesuai obyek
d.    Namarupa padatthana : ada cetasika dan kammajarupa sebagai sebab terdekat

Salayatana yg menimbulkan Phassa adalah Ajjhattikayatana 6 yaitu :
a.    Cakkhusamphassa dapat timbul karena ada Cakkhayatana sebagai sebab
b.    Sotasamphassa dapat timbul karena ada Sotyatana sebagai sebab
c.    Ghanasamphassa dapat timbul karena ada Ghanayatana sebagai sebab
d.    Jivhasamphassa dapat timbul karena ada Jivhaayatana sebagai sebab
e.    Kayasamphassa dapat timbul karena ada Kayayatana sebagai sebab
f.    Manosamphassa dapat timbul karena ada Manayatana sebagai sebab

Cakkhuvinna dapat timbul karena adanya Cakkhu-Pasada mencerap Dhammarammana.

Jadi Cakkhupasada, Ruparammana dan Mano-vinnana, semuanya inilah yg disebut Phassa

Jika dihubungkan dengan Bhumi (alam kehidupan) yaitu :
a.    Kama-bhumi : muncul Ajjhattikayatana 6 secara lengkap
b.    Dalam Rupa Bhumi 15 (tidak termasuk Asannasatta Bhumi 1) hanya ada Ajjhattikayatana 3 yaitu Cakkhayatana, Sotayattana dan Manayattana. Dengan demikian juga hanya ada 3 phassa yaitu Cakkhusamphassa, Sotasamphassa dan Manosamphassa

c.    Dalam Asannasatta Bhumi 1 tidak ada Ajjhattikayatana sehingga Phassa 6 juga tidak dapat timbul di alam itu
d.    Dalam Arupa Bhumi 4, hanya ada Ajjhattikayatana 1 yaitu Manayatana sehingga hanya ada 1 Phassa juga yaitu Manosamphassa

6.    Phasa
Dengan adanya phassa/kesan maka munculla vedana

Phassa yg menjadi sebab menimbulkan vedana itu, mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) yaitu:
a.    Phusana lakkhana : sifatnya mempunyai kesan terhadap obyek
b.    Sanghattana rasa : berfungsi kerjasama citta dengan arammana
c.    Sangati paccupatthana : ada hubungan dekat antara Vatthu, Arammana dan Vinnana sebagai hasil
d.    Salayatana padatthana : ada Ajjhattikayatana 6 sebagai sebab terdekat
Vedana yg menjadi paccayupanna dhamma dari Phassa adalah Vedana 6 yaitu :
a.    Vedana yg timbul karena sebab Cakkhusamphassa disebut Cakkhusamphassaja-vedanA
b.    Vedana yg timbul karena sebab Sotasamphassa disebut Sotasamphassaja-vedana
c.    Vedana yg timbul karena sebab Ghanasamphassa disebut Ghanasamphassaja-vedana
d.    Vedana yg timbul karena sebab Jivhasamphassa disebut Jivhasamphassaja-vedana
e.    Vedana yg timbul karena sebab Kayasamphassa disebut Kayasamphassaja-vedana
f.    Vedana yg timbul karena sebab Manosamphassa disebut Manosamphassaja-vedana
Keadaan yg merasakan obyek disebut dengan Vedana/perasaan
•     Jika menurut sifat dari dirasakannya obyek ada 3 yaitu Sukha vedana, Dukkha vedana dan Adukkhamasukha vedana
•    Jika menurut pembagian dari Indriya ada 5 yaitu Sukha vedana, Dukkha vedana, Somanassa vedana, Domanassa vedana dan Upekkha vedana
•    Jika menurut Dvara/pintu indriya ada 6 yaitu vedana yg timbul melalui Cakkhu, Sota, Ghana, Jivha, Kaya dan Mano
1)    Vedana yg timbul melalui Cakkhu disebut Cakkhusamphassaja-vedana
2)    Vedana yg timbul melalui Sota disebut Sotasamphassaja-vedana
3)    Vedana yg timbul melalui Ghana disebut Ghanasamphassaja-vedana
4)    Vedana yg timbul melalui Jivha disebut Jivhasamphassaja-vedana
5)    Vedana yg timbul melalui Kaya disebut Kayasamphassaja-vedana, menjadi Dukkha vedana atau Sukha vedana
6)    Vedana yg timbul melalui Mano disebut Manosamphassaja-vedana, menjadi Domanassa vedana, Somanassa vedana dan Upekkha vedana
7.    Vedana
Dengan adanya Vedana maka muncullah Tanha

Vedana yg menjadi sebab menimbulkan Tanha itu, mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) :
a.    Anubhavana lakkhana : bersifat mencerap obyek
b.    Visayarasasambhoga rasa : berfungsi mencerap rasa
c.     Sukhadukka paccupatthana : hasilnya adalah perasaan senang dan derita
d.    Phassa Padatthana : mempunyai phassa sebagai sebab terdekat

Vedana yg menimbulkan Tanha adalah Vedana 6 itu sendiri. Tanha yg timbul adalah Lobha Cetasika dan menjadi sebab menimbulkan Paccayupanna-dhamma

Jika ada perasaan senang maka menjadi melekat dalam kesenangan itu dan berusaha agar kesenangan ini terus ada.
Ini disebut dengan Sukha Vedana yg menjadi sebab menimbulkan Tanha. Hal ini mudah dilihat karena semua mahluk tidak ingin menderita dan semua mengharap kesenangan

Sebaliknya jika ada perasaan derita, tentunya mempunyai keinginan utk melenyapkan penderitaan itu dan mengharap kesenangan timbul kembali.
Ini disebut dengan Dukkha Vedana, yg menjadi sebab menimbulkan Tanha

Jika ada perasaan seimbang, tentunya berpikir walau belum sampai pada kesenangan namun berusaha supaya derita tidak menekan kesenangan yg akan timbul dan berusaha utk menjadi perasaan seimbang seterusnya.
Hal ini disebut dengan Upekkha Vedana yg menjadi sebab menimbulkan Tanha

Tanha mempunyai banyak jenis misalnya :
a.    Dalam hubungan dengan Arammana (obyek), Tanha ada 6 yaitu :
1)    Rupa Tanha : keinginan akan bentuk
2)    Sadda Tanha : keinginan akan suara
3)    Gandha Tanha : keinginan akan bau
4)    Rasa Tanha : keinginan akan rasa
5)    Photabba Tanha : keinginan akan sentuhan
6)    Dhamma Tanha : keinginan akan kesan2 pikiran
b.    Dalam hubungan dengan keadaan yg berlangsung. Jika sudah ada kesenangan dan kemelekatan terhadap Arammana 6 maka keadaan yg berlangsung itu ada 3 macam yaitu :
1)    Kama Tanha : keinginan akan nafsu indera/kesenangan2 indera
2)    Bhava Tanha : keinginan utk penjadian/menjelma berdasar kepercayaan tentang ada "diri" yg kekal dan terpisah
3)    Vibhava Tanha : keinginan utk memusnahkan diri berdasar kepercayaan bhw setelah mati, manusia sudah tidak ada lagi/habis
c.    Secara terinci, ada 108 macam Tanha yaitu
1)    6 Arammana/obyek
2)    3 keadaan yg berlangsung
Total ada 18 Tanha.
Kemudian dibagi menjadi bagian dalam 18 dan bagian luar 18 sehingga total menjadi Tanha 36
Tanha 36 dibagi berdasar waktu (Kala) yaitu 36 Atita KAla (waktu yg lampau), 36 Pacuppana Kala (waktu yg sekarang) dan 36 Anagata Kala (waktu yg akan datang)
Sehingga total menjadi 108 Tanha

Sekedar tambahan :
Vedana adalah salah satu dari 7 sabbacittasadharana cetasika (cetasika yg muncul pada setiap citta)

Vedana yg menjadi sebab menimbulkan Tanha ini hanya ada pada org yg masih memiliki kilesa
Sedangkan pada org yg sudah terbebas dari kilesa, Vedana yg menjadi sebab menimbulkan Tanha tidak akan muncul. Tapi Vedana itu sendiri tetap muncul namun tidak berhubungan dengan Lobha Cetasika

8.    Tanha
Dengan adanya Tanha (Keinginan Rendah) maka muncullah Upadana (kemelekatan)

Tanha yang menimbulkan Upadana itu mempunyai Lakkhanadicatukka 4 (4 macam sifat pembawaan) yaitu :
a.    Hetu Lakkhana : Bersifat menjadi sebab yang menimbulkan derita
b.    Abhinandana rasa : Berfunsgi mempunyai kesenangan dan kemelekatan terhadap Arammana, Bhumi dan Bhava
c.    Atittabhana paccupatthana : Hasilnya adalah mempunyai ketidak puasan terhadap segala obyek
d.    Vedana Padatthana : Ada vedana sebagai sebab terdekat
Dari nidana sebelumnya, dapat dilihat bahwa Tanha yang menjadi Paccayuppana-dhamma adalah Tanha 3 atau Tanha 6 atau Tanha 108
Upadana yang menjadi Paccayupanna-dhamma milik Tanha adalah Upadana yaitu
a.    Kamupadana : kemelekatan pada nafsu dan kesenangan indera
b.    Dittupadana : kemelekatan pada pandangan salah
c.    Silabbatupadana : kemelekatan pada upacara-upacara agama
d.    Attavupadana : kemelekatan pada kepercayaan tentang adanya diri (atta) yg kekal dan terpisah
Perbedaan Tanha dengan Upadana dapat dilihat pada syair : Ettha Ca Dubbalatanha Nama Balavati Uppadanam

Yang artinya : Keinginan rendah yang mempunyai tenaga yg kecil disebut Tanha.
Keinginan rendah yang mempunyai tenaga yang besar disebut Upadana.

Tanha adalah kepuasan hati terhadap obyek yang ditemukan sedangkan Upadana adalah kemelekatan pada obyek, selalu terkenang pada obyek dan tidak akan lenyap.

Tanha adalah keinginan terhadap obyek yang belum didapati sedangkan Upadana adalah kemelekatan terhadap obyek dan tidak akan melepaskan obyek tersebut.

9.    Upadana
Dengan adanya Upadana (kemelekatan) maka timbullah Bhava (Penjadian)

Upadana yang menjadi sebab menimbulkan Bhava itu mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) yaitu :
a.    Gahana lakkhana : Bersifat mempunyai kemelekatan
b.    Amuncana rasa : Berfungsi tidak melepaskan
c.    Tanhadalhatta ditthi paccupatthana : Ada tanha sebagai tenaga pendorong dan mempunyai pandangan salah sebagai hasil
d.    Tanha padatthana : Ada tanha sebagai sebab terdekat
Bhava yang menjadi paccayupanna-dhamma kepunyaan Upadana adalah Bhava 2 yaitu :
1. Kamma Bhava adalah sebab menimbulkan Paccayupanna-dhamma yaitu Kamma 29 atau Cetana 29 yang terdiri dari Akusala Cetana 12 dan Lokiyakusala 17. Dengan kata lain, Kamma Bhava adalah perbuatan baik dan jahat itu sendiri
2. Uppati-Bhava adalah Paccayupanna-dhamma yang timbul dalam kehidupan-kehidupan itu dengan Kamma-Bhava sebagai sebab. Uppati-bhava adalah Lokiyavipaka-Vinnana 32, Cetasika 35, Kammajarupa 18 atau 20. Atau dengan kata lain, jika telah melakukan Kamma (Kamma-Bhava), akan menerima hasilnya (Uppati-Bhava) yang timbul menjadi mahluk dalam 31 alam kehidupan

Dari Bhava 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan Kamma-Bhava dahulu kemudian muncul akibatnya (Khanda 5, 4 atau 1) sesuai dengan kamma. Timbulnya khanda-khanda ini yang disebut dengan Uppati-Bhava

Jika Uppati-Bhava menjadi sebab dan Kamma-Bhava menjadi akibat, adalah bhw Khanda 5 atau 4 menjadi sebab munculnya Kamma-Bhava yaitu perbuatan baik atau jahat yang dilakukan melalui pikiran, ucapan dan jasmani

Jika tidak ada Uppati-Bhava maka Kamma-Bhava tidak akan muncul.
Sankhara yang menjadi Paccayupanna-dhamma kepunyaan Avijja dengan Kamma-Bhava yang menjadi Paccayupanna-dhamma kepunyaan Upadana, sebenarnya adalah Cetasika 29

Dalam hubungan dengan 3 masa (Tayo Addha), cetana 29 yang timbul dalam Atita-Bhava menjadi sebab menimbulkan Upadana dalam kehidupan sekarang, yang disebut Sankhara.
Cetana 29 yang timbul dalam Paccupanna-Bhava (kehidupan sekarang) ini menjadi sebab menimbulkan Upadana dalam kehidupan yang akan datang (Anagata-Bhava), disebut Kamma Bhava, Pubba-cetana yang timbul sebelum berbuat baik/jahat disebut Sankhara, Munca-cetana yang timbul saat sedang melakukan perbuatan baik/jahat disebut Kamma-Bhava


10.    Bhava
Dengan adanya Bhava maka muncullah Jati

Bhava yang menjadi sebab menimbulkan Jati itu mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) :
Lakkhana kepunyaan Kamma-Bhava :
a.    Kamma Lakkhana : Ada perbuatan sebagai sifatnya
b.    Bhavana Rasa : Berfungsi sebagai perbuatan yang menimbulkan
c.    Kusalakusala paccupatthana : Ada kusala dan akusala sebagai hasil
d.    Upadana padatthana : Ada upadana sebagai sebab terdekat
Lakkhana kepunyaan Upatti-Bhava :
a.    Kammaphala Lakkhana : Ada akibat dari perbuatan sebagai sifatnya
b.    Bhavana Rasa : Berfungsi sebagai perbuatan yang menimbulkan
c.    Abhyakata paccupatthana : Ada abhykata dhamma sebagai hasil
d.    Upadana padatthana : Ada upadana sebagai sebab terdekat

Namun yang menimbulkan Jati hanyalah Kamma-Bhava saja karena Kamma Bhava menjadi penyebab menimbulkan Upatti Bhava yaitu timbulnya Jati.
Upatti-Bhava, atau Jati adalah hasil penimbulan dari Kamma-Bhava.

Jati yang menjadi paccayupanna Bhava muncul dalam kehidupan baru pertama kali kepunyaan Lokiya vipaka-vinnana, cetasika dan Kammajarupa.
Ini adalah Upatti Bhava dalam 31 alam kehidupan dengan memiliki Khanda 5, 4 atau 1

Dalam bahasa Pali disebut : Jananam Jati = Munculnya Khanda disebut Jati

Dalam hubungan dengan Nama-Rupa, Jati ada 2 macam yaitu Nama-Jati yaitu timbulnya Vipaka-Nama-Khanda 4 dan Rupa-Jati yaitu timbulnya Kammajarupa

Dalam hubungannya dengan Kala (masa), Jati dibagi 3 yaitu :
a.    Patisandhi-Jati yaitu Patisandhi-citta 19, Cetasika 35 dan Kamma-jarupa yang timbul sewaktu tumimbal lahir. Yang dimaksud disini adalah yang timbul pertama dalam kehidupan baru dari semua mahluk setelah kematian dari kehidupan yang lama/lalu
b.    Santati-Jati adalah penerusan dari citta, cetasika dan rupada lam kehidupan. Yang dimaksud disini adalah Nama dan Rupa kepunyaan semua mahluk yang timbul sewaktu Patisandhi sampai selama hidup
c.    Khanika-Jati adalah timbulnya satu persatu khana dari citta, cetasika dan rupa. Citta dan cetasika mempunyai 3 anukhana dan Rupa mempunyai 51 Anukhana

Jati yang dimaksud disini hanyalah Patisandhi-Jati saja. Jadi Jati itu adalah Upatti-Bhava yang timbul karena ada Kamma-Bhava sebagai sebab. Jika tidak ada Kamma-Bhava maka Upatti-Bhava atau Jati tidak akan timbul

Upatti-Bhava yang dimaksud disini bila dibagi dengan 9 bhava yaitu Bhumi 3 Bhava, Khanda 3 Bhava dan Sanna 3 Bhava sebagai berikut :
a.    Dibagi dengan Bhumi, ada 3 Bhava yaitu
1)    Kama-Bhava : mahluk yang tumimbal lahir dalam Kama-Bhumi 11
2)    Rupa-Bhava : mahluk yang tumimbal lahir dalam Rupa-Bhumi 16
3)    Arupa-Bhumi : Mahluk yang tumimbal lahir dalam Arupa-Bhumi 4
b.    Dibagi dengan Khanda, ada 3 Bhava yaitu
1)    Pancavokara-Bhava : Mahluk yang tumimbal lahir dengan Khandha 5 (Pancakhandha) yaitu mahluk Kama-Bhumi 11 dan Rupa-Bhumi 15 (tidak termasuk Asannasatta-Bhumi)
2)    Catuvokara-Bhava : Mahluk yang tumimbal lahir dengan Khanda 4 (tidak termasuk Rupa) yaitu mahluk Arupa Bhumi 4
3)    Ekavokara-Bhava : Mahluk yang tumimbal lahir dengan Khanda 1 saja (Rupa Khanda) yaitu mahluk yang lahir di Asannasatta-Bhumi
c.    Dibagi dengan Sanna, ada 3 Bhava yaitu :
1)    Sanni-Bhava : Mahluk yang mempunyai Nama-Khanda (Citta dan cetasika) yaitu mahluk yang berada dalam Kama-Bhumi 11, Rupa-Bhumi 15 (tidak termasuk Asannasatta Bhumi) dan Arupa Bhumi 3 (tidak termasuk Nevasannanasannayatana Bhumi).
2)    Asanni-Bhava : Mahluk yang tidak mempunyai Nama-Khanda, yaitu mahluk yang berada dalam Asannasatta-Bhumi 1.
3)    Nevasannanasanni-Bhava : Mahluk yang tidak mempunyai sanna secara jelas. Yang ada hanya Sanna yang sangat halus sekali sehingga sulit dirasakan. Jadi tidak tepat disebut mahluk tanpa Nama-Khanda, pun tidak tepat disebut mahluk dengan Nama-Khanda. Ini adalah mahluk yang berada dalam Nevasannanasannayatana Bhumi.

11.    Jati
Dengan adanya Jati (tumimbal lahir) maka muncullah Jara-Marana (Tua-Mati)

Jati yang menjadi sebab menimbulkan Jati-Marana itu mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) :
a.    Tattha tattha bhava pathamabhinibbatti lakkhana : Bersifat sebagai timbul yg pertama dalam kehidupan
b.    Niyyatana rasa : Berfungsi sebagai penerusan dari Khandha 5 dan mempunyai batas dalam suatu pekerjaan dari mahluk2
c.    Atittabhavato indha ummajjana paccupatthana : ada kebangkitan dalam kehidupan ini dari kehidupan lampau
d.    Upacita namarupa padatthana : ada nama-rupa yg timbul pertama sebagai sebab terdekat

Jati yg menjadi sebab menimbulkan Jara-Marana adalah Vipakanama-khandha 4 (Patisandhi citta 19 dan cetasika 35) dan Kammajarupa.

12.    Jara Marana
a.    Jara yang menjadi paccayupanna dhamma kepunyaan Jati itu adalah ketuaan dan kelapukan dari Vipakanama khandha 4 dan Kammajarupa. Jadi jika Vipakanama khandha 4 dan Kammajarupa ini timbul menjadi Jati, tentu ada khana yang diam yg disebut Thitikhana. Thitikhana kepunyaan Vipakanama khandha 4 dan Kammajarupa inilah yang disebut Jara.
b.    Marana yang menjadi paccayupanna-dhamma kepunyaan Jati adalah keadaan yang sedang padam dari Vipakanama khandha 4 dan Kammajarupa. Jadi jika Vipakanama khandha 4 dan Kammajarupa timbul menjadi Jati, tentunya suatu saat akan diam (Thitikhana) dan selanjtunya ada khana yang padam, yang disebut Bhanga-khana. Bhanga-khana kepunyaan Vipakanama khandha 4 dan Kammajarupa inilah yang disebut Marana.


Tiga Sebab
a.    Lobha
b.    Dosa
c.    Moha


Selama berada dalam lingkaran samsara, kita akan terus berputar dalam kondisi "gelap" dan "terang"

Secara alam kehidupan, kita akan berkeliling dalam apaya 4, manussa 1, deva 6 dan sisanya alam brahma.

3 masa meliputi
Masa lalu (Atita addha)
Masa Sekarang (Anagata addha)
Masa yang akan datang (Pacuppana addha)

3 Lingkaran
Lingkaran kekotoran batin (Kilesa Vatta)
Lingkaran perbuatan (Kamma Vatta)
Lingkaran Hasil (Vippaka Vatta)

Tidak ada komentar: