Jauh lebih baik dari seratus orang bodoh,[411] Kisah ini hampir sama dengan kisah dalam Parosahassa-Jātaka (No.99), dengan satu-satunya perbedaan adalah ‘berpikir keras’ yang dapat dibaca di sini.
walaupun mereka berpikir keras selama
seratus tahun tiada henti,
adalah satu orang yang, dengan mendengar (baik-baik),
langsung mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar