Senin, 05 Maret 2012

Buddha Vagga

XIV. BUDDHA

1.
(179)
Beliau yang kemenangannya tak dapat dikalahkan lagi,
yang nafsunya telah diatasi
dan tidak mengikutinya lagi,
Sang Buddha yang tiada bandingnya,
yang tanpa jejak nafsu,
dengan cara apa akan kaugoda Beliau?
Atthakattha
2.
(180)
Beliau yang tak terjerat dan
terlibat nafsu keinginan yang menyebabkan kelahiran,
Sang Buddha yang tiada bandingnya,
yang tanpa jejak nafsu,
dengan cara apa akan kaugoda Beliau?
Atthakattha
3.
(181)
Orang bijaksana yang tekun bersamadhi,
yang bergembira dalam kedamaian pelepasan,
yang memiliki kesadaran sejati
dan telah mencapai Penerangan Sempurna,
akan dicintai oleh para dewa.
Atthakattha
4.
(182)
Sungguh sulit untuk dapat dilahirkan sebagai manusia,
sungguh sulit kehidupan manusia,
sungguh sulit untuk dapat mendengarkan Ajaran Benar,
begitu pula, sungguh sulit munculnya seorang Buddha.
Atthakattha
5.
(183)
Tidak melakukan segala bentuk kejahatan,
senantiasa mengembangkan kebajikan
dan membersihkan batin;
inilah Ajaran Para Buddha.
Atthakattha
6.
(184)
Kesabaran adalah praktek bertapa yang paling tinggi.
“Nibbana adalah tertinggi”‘ begitulah sabda Para Buddha.
Dia yang masih menyakiti orang lain
sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana).
Atthakattha
7.
(185)
Tidak menghina,
tidak menyakiti,
dapat mengendalikan diri sesuai dengan peraturan,
memiliki sikap madya dalam hal makan,
berdiam di tempat yang sunyi
serta giat mengembangkan batin nan luhur;
inilah Ajaran Para Buddha.
Atthakattha
8.
(186)
Bukan dalam hujan emas
dapat ditemukan kepuasan nafsu indria.
Nafsu indria hanya merupakan kesenangan sekejap
yang membuahkan penderitaan.
Atthakattha
9.
(187)
Bagi orang bijaksana yang dapat memahami,
hal itu tidak membuatnya bergembira
bila mendapat kesenangan surgawi sekalipun.
Siswa Sang Buddha Yang Maha Sempurna bergembira
dalam penghancuran nafsu-nafsu keinginan.
Atthakattha
10.
(188)
Karena rasa takut,
banyak orang pergi mencari perlindungan ke gunung-gunung,
ke arama-arama (hutan buatan), ke pohon-pohon
dan ke tempat-tempat pemujaan yang dianggap keramat.
Atthakattha
11.
(189)
Tetapi itu bukanlah perlindungan yang aman,
bukanlah perlindungan yang utama.
Dengan mencari perlindungan seperti itu,
orang tidak akan bebas dari penderitaan.
Atthakattha
12.
(190)
Ia yang telah berlindung kepada
Buddha, Dhamma dan Sangha,
dengan bijaksana dapat melihat
Empat Kebenaran Mulia, yaitu:
Atthakattha
13.
(191)
Dukkha, sebab dari dukkha, akhir dari dukkha,
serta Jalan Mulia Berfaktor Delapan
yang menuju pada akhir dukkha.
Atthakattha
14.
(192)
Sesungguhnya itulah perlindungan yang utama.
Dengan pergi mencari perlindungan seperti itu,
orang akan bebas dari segala penderitaan.
Atthakattha
15.
(193)
Sukar untuk berjumpa dengan
manusia yang mempunyai kebijaksanaan Agung.
Orang seperti itu tidak akan dilahirkan di sebarang tempat.
Tetapi dimanapun orang seperti itu dilahirkan,
maka keluarganya akan hidup bahagia.
Atthakattha
16.
(194)
Kelahiran Para Buddha
merupakan sebab kebahagiaan.
Pembabaran Ajaran Benar
merupakan sebab kebahagiaan.
Persatuan Sangha
merupakan sebab kebahagiaan.
Dan usaha perjuangan mereka yang telah bersatu
merupakan sebab kebahagiaan.
Atthakattha
17.
(195)
Ia yang menghormati
mereka yang patut dihormati,
yakni Para Buddha atau siswa-siswa-Nya,
yang telah dapat mengatasi rintangan-rintangan,
akan bebas dari kesedihan dan ratap tangis.
Atthakattha
18.
(196)
Ia yang menghormati orang-orang suci
yang telah menemukan kedamaian
dan telah bebas dari ketakutan;
maka jasa perbuatannya
tak dapat diukur dengan ukuran apapun.
Atthakattha