Senin, 05 Maret 2012

Danda Vagga

X. HUKUMAN

1.
(129)
Semua orang takut akan hukuman;
semua orang takut akan kematian.
Setelah membandingkan orang lain dengan diri sendiri,
hendaknya seseorang tidak membunuh atau mengakibatkan pembunuhan.
Atthakattha
2.
(130)
Semua orang takut akan hukuman;
semua orang mencintai kehidupan.
Setelah membandingkan orang lain dengan diri sendiri,
hendaknya seseorang tidak membunuh atau mengakibatkan pembunuhan.
Atthakattha
3.
(131)
Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri dengan jalan menganiaya makhluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan,
maka setelah mati ia tak akan memperoleh kebahagiaan.
Atthakattha
4.
(132)
Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri dengan jalan tidak menganiaya makhluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan,
maka setelah mati ia akan memperoleh kebahagiaan.
Atthakattha
5.
(133)
Jangan berbicara kasar kepada siapapun,
karena mereka yang mendapat perlakuan demikian,
akan membalas dengan cara yang sama.
Sungguh menyakitkan ucapan kasar itu, yang pada gilirannya akan melukaimu.
Atthakattha
6.
(134)
Apabila engkau berdiam diri bagaikan sebuah gong pecah,
berarti engkau telah mencapai nibbana,
sebab keinginan membalas dendam tak terdapat lagi dalam dirimu.
Atthakattha
7.
(135)
Bagaikan seorang penggembala menghalau sapinya dengan tongkat ke padang rumput,
begitu juga umur tua dan kematian menghalau kehidupan setiap makhluk.
Atthakattha
8.
(136)
Apabila orang bodoh melakukan kejahatan,
ia tak mengerti akan akibat perbuatannya.
Orang bodoh akan tersiksa oleh perbuatannya sendiri, seperti orang yang terbakar oleh api.
Atthakattha
9.
(137)
Seseorang yang menghukum mereka yang tidak patut dihukum dan tidak bersalah,
akan segera memperoleh salah satu di antara sepuluh keadaan berikut:
Atthakattha
10.
(138)
Ia akan mengalami penderitaan hebat, kecelakaan, luka berat, sakit berat, atau bahkan hilang ingatan.
Atthakattha
11.
(139)
Atau ditindak oleh raja,
atau mendapat tuduhan yang berat,
atau kehilangan sanak saudara,
atau harta kekayaannya habis.
Atthakattha
12.
(140)
Atau rumahnya musnah terbakar,
dan setelah tubuhnya hancur,
orang bodoh ini akan terlahir kembali di alam neraka.
Atthakattha
13.
(141)
Bukan dengan cara telanjang, rambut dijalin, badan kotor berlumpur, berpuasa, berbaring di tanah, melumuri tubuh dengan debu, ataupun berjongkok di atas tumit,
seseorang yang belum bebas dari keragu-raguan dapat mensucikan diri.
Atthakattha
14.
(142)
Walau digoda dengan cara bagaimanapun,
tetapi bila seseorang dapat menjaga ketenangan pikirannya, damai, mantap, terkendali, suci murni dan tidak lagi menyakiti makhluk lain,
sesungguhnya ia adalah seorang brahmana, seorang samana, seorang bhikkhu.
Atthakattha
15.
(143)
Dalam dunia ini jarang ditemukan seseorang yang dapat mengendalikan diri dengan memiliki rasa malu untuk berbuat jahat,
yang senantiasa waspada,
bagaikan seekor kuda yang terlatih baik dapat menghindari cemeti.
Atthakattha
16.
(144)
Bagaikan seekor kuda yang terlatih baik,
walaupun sekali saja merasakan cambukan,
segera menjadi bersemangat dan berlari cepat,
demikian pula halnya dengan orang yang rajin, penuh keyakinan, memiliki sila, semangat, konsentrasi dan menyelidiki Ajaran Benar,
dengan bekal pengetahuan dan tingkah laku sempurna serta memiliki kesadaran,
akan segera meninggalkan penderitaan yang berat ini.
Atthakattha
17.
(145)
Pembuat saluran air mengatur jalannya air,
tukang panah meluruskan anak panah,
tukang kayu melengkungkan kayu,
orang bajik mengendalikan dirinya sendiri.
Atthakattha